Tuesday, April 30, 2013

Sekilas tentang burung cucak rowo




Mengenal Burung Cucak Rowo di Indonesia terdapat sekitar 27 jenis, terutama terkonsentrasi penyebarannya di Indonesia bagian barat. 

Hanya dua spesies yang menyebar jauh hingga ke Sulawesi Selatan, salah satunya juga didapati di Lombok. Namun keduanya diduga menyebar karena dibawa manusia (feral, burung lepasan yang kemudian berbiak). 

Akan tetapi anehnya ada satu jenis anggota suku ini yang menyebar terbatas (endemik) di pulau-pulau sekitar Sulawesi dan Maluku, yakni Brinji emas (Alophoixus (Hypsipetes) affinis). 

Bahkan karena hidup di wilayah kepulauan yang terisolir satu sama lain selama jutaan tahun, spesies ini telah berkembang menjadi sembilan subspesies yang berbeda. 

Beberapa contoh anggota suku merbah ini selain cucak rawa (Pycnonotus zeylanicus) adalah Cucak kuning (P. melanicterus), Cucak kutilang (P. aurigaster), Cucak gunung (P bimaculatus), Merbah cerukcuk (P. goiavier), Merbah belukar (P. plumosus) dan Empuloh janggut (Alophoixus bres).

Konservasi

Cucak Rawa Merupakan salah satu burung yang sangat digemari orang sebagai burung peliharaan, karena kicauannya yang merdu. Di Jawa, burung ini sudah sangat jauh menyusut populasinya karena perburuan yang ramai sejak tahun '80an.

Klang-klung-kliuk… klang–klung–kliuk” Kicauan burung Cucak Rawa mengalun merdu. Gema suaranya yang terdengar hingga jarak 300-an meter memecahkan keheningan di pagi hari yang sejuk. Lelah setelah pulang kerjapun bisa hilang saat mendengar kicau burung di rumah. Bagi pencinta Cucak Rawa memelihara burung ini dan menikmati kicauannya dapat memberi ketenteraman batin. Apalagi, burung ini konon kabarnya menjadi klangenan para raja-raja di Jawa dan sampai saat ini masih dianggap bisa menaikkan gengsi bagi pemiliknya.

Para penggemar fanatik Cucak Rawa biasanya mencari Cucak Rawa yang mepunyai kicauan roppel, yaitu kicauan yang panjang-bergulung, nadanya bervariasi, seperti ocehan dua-tiga burung yang digabung menjadi satu. Tetapi, suara semi roppel (agak roppel) dan engkel (hanya ”klang-kling-klung”) saja juga sudah cukup disenangi bagi sebagian kalangan.

sekian sekilas artikel dari saya semoga bermanfaat bagi sobat pecinta burung semua....

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts