Monday, April 29, 2013

Cucak Jenggot Dari Master ke Peserta Lomba



Cucak jenggot (Alophoxius bres) temasuk salah satu burung master atau pelatih pengisi suara burung berkicau lain yang dilombakan. Kini, kiprahnya berubah jadi primadona baru di laga kicauan sebagai salah satu burung lomba.
Namanya, cucak jenggot, bisa jadi terkait dengan tumbuhnya bulu-bulu berwarna putih di bagian bawah leher. Setahun belakangan popularitas burung ini kian meroket. Beberapa penyelenggara lomba burung aktif memperlombakan kelas cucak jenggot. Popularitas cucak jenggot pun makin membubung, para kicau mania juga mulai meliriknya untuk dijadikan burung andalan.

Populer Harga Naik
Popularitas yang menanjak membuat harga cucak jenggot di pasaran pun turut terangkat. Sebelumnya bakalan cucak jenggot hanya laku dilego dengan harga Rp35.000—Rp50.000, sekarang mulai naik menjadi Rp120 ribu—Rp150 ribu. Sedangkan untuk burung rumahan yang bervolume suara keras, crecetan tajam dan rapat, serta isiannya komplet, harganya bisa mencapai Rp 1 juta, meski belum pernah turun ke lomba.
Menurut beberapa pecinta burung kicauan yang ditemui di arena latihan bersama di Biotrop, Bogor, harga cucak jenggot juara lomba berkisar Rp1,5 juta—Rp3 juta. Barkah, pecinta cucak jenggot di Kelurahan Sukahati, Cibinong, Bogor pun merasakan kenaikan harga tersebut. Salah satu koleksinya bernama “Meteor” yang masuk dalam delapan besar di ajang lomba burung kicauan di Bogor ditawar Rp1,5 juta. “Harga burung akan meningkat sejalan dengan kemenangan dalam sebuah lomba burung,” tuturnya.
Menurut pria kelahiran Cianjur tersebut, perubahan harga ini sangat signifikan. Menurut dia, rekor harga tertinggi masih dipegang burung bernama Santi, milik H. Fatullah di Jl. Seratus, Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Sang pemilik melepasnya senilai Rp80 juta kepada sesama pecinta burung di Jakarta.
Ke depan diprediksi peminat cucak jenggot bakal meningkat dan pendatang baru ini semakin ngetren. Tapi apakah akan bisa bertahan lama seperti burung saingannya anis merah? Di sisi lain harga yang meroket memicu pemburu burung menjarah di habitat alamnya. Karena itu, tambah Yudi saat berbincang dengan AGRINA, para kicau mania perlu menjaga populasi cucak jenggot di alamnya agar tidak terkuras habis. “Jangan sampai cerita cucakrowo yang sempat lama tidak boleh dilombakan terulang pada cucak jenggot,” imbau penangkar love bird ini.
Barkah juga menyarankan, para penggemar burung kicauan untuk melakukan penangkaran cucak jenggot. Penangkaran akan memberi kesempatan usaha bagi orang lain dan perburuan burung di alam pun tidak terjadi secara terus menerus. “Kalau dulu orang sering menangkap burung yang masih anakan, tapi sekarang malah burung-burung yang sudah dewasa. Kalau ini terus dilakukan, kasihan anak-anak burung karena induknya tidak bisa memberikan makan dan anakannya pun mati,” ceritanya.
Perawatan
Di kandang para pecintanya, cucak jenggot alias grey-cheeked bulbul menjalani perawatan yang tidak berbeda dengan burung jenis pemakan buah-buahan lain, seperti mandi dan penjemuran. Umumnya perawatan harian dimulai dari pukul tujuh pagi ketika burung dibuka kerodongnya. Kemudian dimandikan dan dijemur hingga pukul delapan hingga delapan lalu masuk ke dalam rumah lagi.
Sementara itu, untuk terus menjaga stamina burung tetap prima, pola makan juga mesti diperhatikan. “Berikan pakan kesukaan cucak jenggot ini seperti saat masih di alamnya berupa buah, dan jangkrik serta tambahkan juga voer,” saran Barkah.
Pakan voer sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan pakan hariannya. Lebih baik voer tersebut setiap hari untuk menghindari kontaminasi cendawan pada pakan agar burung lebih terjamin kesehatannya. Sedangkan pakan buah-buahan favorit cucak jenggot adalah pisang kepok putih, pepaya, dan apel bisa setiap hari, tetapi disarankan untuk disajikan secara bergantian. “Kalau hari ini pisang kepok, besok apel atau buah pepaya begitu seterusnya,” pungkasnya.

sekian artikel dari saya semoga menjadi refrensi sobat pecinta burung sekalian....

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts